Listrik untuk Buah Naga Merambah Mojokerto Petani Bahkan Seminggu Sekali Bisa Panen

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Sri Handi Lestari

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Dukung penguatan ekonomi melalui program electrifying agriculture, PLN gencarkan penggunaan listrik untuk meningkatkan produksi buah naga di Mojokerto.

Setelah elektirifikasi buah naga di Banyuwangi, kini PLN mulai merambah wilayah lain yang memiliki potensi serupa.

Salah satu petani buah naga di Pacet, Agus Mulyohadi menceritakan, produktivitas kebun buah naga mengalami peningkatan setelah menggunakan listrik.

"Saya menanam buah naga pada tahun 2016 dan panen setahun sekali, saat musim panen harga anjlok," kata Agus dalam rilis yang dikirimkan PLN UID Jatim pada TribunJatim.com, Jumat (6/8/2021).

[embedded content]

Setelah berjalan-jalan ke Banyuwangi, dirinya melihat ada buah naga yang menggunakan listrik.

Terinspirasi dari hal tersebut, mulai tahun 2017, Agus menggunakan listrik PLN dan banyak sekali manfaat yang didapatnya.

"Kami bisa meningkatkan produksi, bahkan seminggu sekali bisa panen, keuntungan yang didapat mengalami peningkatan signifikan sekitar 2-3 kali lipat dari sebelum menggunakan lampu," ungkap Agus.

Pada kebun seluas 4,5 hektare tersebut, ia semula panen 20 ton/ha dalam 1 tahun untuk harga jual yang rendah berkisar antara Rp 3.000-Rp 5.000 per kg. Sementara setelah menggunakan listrik, ia mampu memproduksi 60 ton/ha dalam setahun untuk harga kisaran Rp 10.000-Rp 25.000 per kg karena di luar musim.

Baca juga: Penjualan Listrik PLN Naik Jadi Rp 140,5 Triliun dengan 1,65 Juta Pelanggan Baru

Manager PLN UP3 Mojokerto, Puguh Prijandoko memaparkan, di wilayahnya terdapat beberapa jenis electrifying agriculture, yakni lampu untuk tanaman bawang dan hidroponik, pompa untuk irigasi persawahan dan tambak udang, hingga lampu untuk kebun buah naga.

Related Posts

0 Response to "Listrik untuk Buah Naga Merambah Mojokerto Petani Bahkan Seminggu Sekali Bisa Panen"

Post a Comment